PERSEMBAHAN BAGI KOTA DAN PENDUDUKNYA: JAKARTA BIENNALE KEMBALI HADIR SETELAH PENUNDAAN DAN BERBAGAI TANTANGAN

Pada November ini, Jakarta Biennale kembali lagi setelah tertunda selama 4 tahun. This November, the Jakarta Biennale returns for the first time in four years. Tahun 2021 ini, Dolorosa Sinaga, pematung dan aktivis kemanusiaan, berperan sebagai Direktur Artistik Jakarta Biennale, bersama Direktur Program

Farah Wardani menggagas tema ESOK. ESOK adalah sebuah konsep dimana Jakarta Biennale merupakan sebuah persembahan bagi kota Jakarta dan penduduknya yang telah begitu menderita selama pandemi, sekaligus sebagai sebuah ajakan dan panggilan untuk membangun masa depan yang penuh harapan, lebih lenting, dan lebih kreatif. Tiga kurator Grace Samboh (Indonesia), Sally Texania (Indonesia), dan Qinyi Lim (Singapura), bergabung untuk menggarap proses kuratorial nya. Proses kurato rial mengenai tema ESOK ini telah dimulai sejak akhir 2019.

ESOK dibayangkan sebagai sebuah tantangan bagi para seniman untuk mewujudkan visi masing-masing tantangan ini menyentuh berbagai permasalahan kehidupan hari ini: hak asasi manusia, krisis iklim, keberagaman, pemberdayaan perempuan, kesetaraan gender, diskursus kebudayaan, hingga gangguan digital dan situasi pandemi.

Melalui pendekatan “aktivisme kuratorial”, strategi dan praktek seni dihadirkan lewat beragam medium, platform, ruang fisik dan virtual, seni relasional dan partisipatoris, serta arsip sebagai basis pengkaryaan dan produksi pengetahuan. Dengan itu, ESOK ingin mengajak warga, dan semua yang terdampak pandemi, untuk terlibat dalam percakapan tentang apa yang dapat dilakukan bersama dan bagaimana praktek seni bisa berkontribusi terhadap ekosistem seni dan kota sebagai sebuah peristiwa sosial, terutama atas apa yang telah terjadi selama hampir dua tahun terakhir ini.

“Sebagai kegiatan seni kontemporer terpanjang dalam sejarah Indonesia, selama 47 tahun Jakarta Biennale telah mendokumentasikan apa yang dikatakan dan dilakukan tentang seni pada dunia sekitar kita, Jakarta Biennale merupakan tolok ukur dalam dunia seni di Indonesla,” ujar Farah Wardani.

“B2021: ESOK tidak dimaksudkan sebagal sebuah keglatan senl Blockbuster” dan juga tidak mengikuti model Seni Global yang ‘mapan’, tetapi justru bertujuan untuk membantu perkembangan karya-karya berkualitas tinggi dan punya arti secara sosial, yang dihasilkan oleh para seniman, komunitas, warga, dan kolektif. Banyak karya yang hadir pada penyelenggaraan kali ini merupakan kolaborasi jarak Jauh dan terpencil. Karya-karya ini adalah kemenangan atas kesulitan, sebagai kado bagi kota yang telah sangat menderita karena pandemi, imbuh Farah.

Kata ESOK berasal dari bahasa Indonesia “besok” yang artinya mengacu pada hari berikut, memandang ESOK sebagai masa depan, dengan rasa urgensi yang kuat bersifat segera, ESOK adalah harapan, harapan bersama, adalah doa untuk semua manusia untuk kehidupan yang baik bukan untuk ditindas atau tersiksa. Kita semua terikat dalam sejarah, pribadi, kelompok, bangsa di mana hak asasi manusia, melekat dlm diri kita semua, bahwa nilail-nilai kemanusiaan bagian yang tak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia.

ESOK adalah komitmen bagi kita semua untuk bertindak dan berbicara tentang perubahan, sebagai respon etis bagi masalah yang kita hadapi hari ini; ekonomi, sosial, politik dan ekologi ESOK adalah perjuangan menguatkan solidaritas lintas batas, intas gender, lintas sejarah untuk kemajuan bersama menuju masa depan yang lebih baik.

ESOK adalah peluang bagi institusi seni seperti Jakarta Blennale melakukan reposisi diri dan mampu menginspirasi, memfasilitasi dan berkontribusi bagi perubahan sosial. Bahwa seni bukan hanya instrumen platform ekspresi artistik tapi juga platform aktivisme yang mengaktivasi seni untuk perubahan. ESOK adalah perca kapan antar generasi yang membahas isu-isu kontemporer yang disebabkan oleh kebija kan, tindakan, dan sistem yang diwarisi pendahulu kita. ESOK adalah membangun
sejarah kemanusiaan dari sekarang.

ESOK adalah tantangan bagi seniman, bagi kita semua, untuk temukan alasan mengisi alam semesta melalui kekuatan seni, melalui taktik dan strategi produksi seniman dalam mengeksplorasi tentang nilai nilai kemanusiaan ESOK adalah perubahan dalam semua lini kegiatan manusia agar menjunjung
tinggi nilai kemanusiaan, bagi kebahagiaan umat manusia di bumi. Mari kita mulai perjalanan kita menuju ESOK”,
ajak Dolorosa Sinaga.

Bagi Grace Samboh sebagai kurator, “Apa yang kami tawarkan dengan ESOK adalah mengajak semua orang untuk bersama dalam sebuah spektrurm kerja artistik yang memungkin kan adanya berbagai jesempatan untuk semua oranE, seniman, kolaborator, penonton, publik, untuk terlibat dan mengaktifkan isu 1su masa lalu, sekarang, dan mendatang – konsolidasi berbagai konteks sosial yang
berbeda, tingkat kesadaran, dan toleransi lewat cara-cara alternatif dan bermakna
Selain pameran juga mengadakan program-program yang melibatkan publik, seperti Guided Tour untuk
masyarakat, berbagai workshop senl, simposium dan pemutaran film.
Berbagai informasi mengenai Jakarta Biennale dapat diikuti melalu
akartabiennale id (website) dJakarta Bennale ‘@jakartabiennale
Jakarta Biennale
Dolorosa Sinaga, Farah Wardani, dan para kurator dapat diwawa ncarai lebih lanjut untuk kebutuhan
media. Kami juga menyediakan berbagai aset bagi media, termasuk berbagai gambar dan videa pameran
dan aktivitasnya, maupun profil para seniman.
Silakan hubungi publicist Ade Kusumaningrum untuk berbagai info lebih detail:
Hp & WhatsApp: +62 813 19349157
e-mail akuadeinDemail.com
Berbagai Fakta Tentang Jakarta Biennale:
Jakarta Biennale diselenggarakan mulai 21 November 2021 hingga 21 January 2022.
Jakarta Biennale adalah satu-satunya kegiatan seni kontemporer di Jakarta yang berskala besar,
nirlaba, dan berorientasi publik, Jakarta Biennale masih merupakan representasi dan tolok ukur
tentang apa yang dilakukan dan dikatakan oleh lanskap seni kontemporer tentang dunia atas
nama Ja karta dan Indonesla, bergantung pada perubahan zaman
dari 50 kolektif multi-disipliner, komunitas, dan penampil Indonesia -dari negara-negara
termasuk Amerika Serlkat, Cina dan korea Selätan, Derpameran di Museum Nasional, Museum
Ada 38 seniman lndonesia dan internasionalyang berpartisipasi, dalam kolaborasi dengan lebih
kebangkitan Nasional (SToVIA), dan ruang-ruanE public di area Jakarta Pusat.
Jakarta Brennale juga bertujuan untuk menjangkau diluar lanskap seni dan mendorong
partisipasi yang lebih luas di masa penyembunan kota dan warganya setelah pandemic melalui
kampanye #GiveBacktothe City.
[18/11 14:45] Alamsyah,kabarsenayan.com: ADVOKASI & AKTIVASI SOSIAL
VIA SENI RUPA
ALTERNATIF GLOBAL
Pilihan seniman merupakan pameran sekitar
40 perupa lintas generasi dari Indonesia dan
internasional (Asia Tenggara Amerika Serikat. Cina,
Kuba, Korea Selatan, Mesir, Afrika Selatan, Turki,
Australia) yang menawarkan berbagai spektrum dari
isu sosial tentang masa depan (kemanusiaan, gender,
lingkungan hidup keberlanjutan keberagaman)